Itu makanya saat saya melihat undangan acara dari 3 Generasi dan Blibli yang dimana salah satu kelasnya mengangkat tema Tenang Hadapi Gerakan Tutup
Mulut Pada Anak saya langsung daftar. Dan seperti seminar yang sudah sudah, 3
Generasi tidak pernah gagal memberi ilmu yang bermanfaat dan mudah di cerna.
Gerakan Tutup Mulut = Masalah Makan ?
Sebelum saya melaju tentang topik ini ada baiknya saya
singgung dulu pengertian dari Gerakan Tutup Mulut (GTM) ini. Banyak orang tua
tahu, setiap anak membutuhkan nutrisi penting dimasa pertumbuhannya, tetapi
terkadang masalah datang ketika anak anak yang umumnya masih belum bisa
menyampaikan keinginannya itu menolak makan tanpa alasan, inilah yang kemudian
disebut GTM.
Anak melakukan GTM sebetulnya bukan masalah yang besar SELAMA
plotting berat badan di kurva pertumbuhannya terus meningkat atau bergerak normal.
GTM juga tidak jadi masalah ketika milestone keterampilan makannya sesuai
dengan usia yang harus dicapai. Seperti bisa mengontrol kepalanya , bisa duduk
di kursi tanpa bantuan, membuka mulutnya saat sendok disodorkan, tidak melepeh
makanannya.
Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami
GTM diantaranya rasa makanan yang tidak sesuai atau terlalu pilih pilih
makanan, kurangnya pengetahuan orang tua mendeteksi rasa lapar pada anak, dan
banyak lagi masalahnya. Jadi kuncinya, orang tua harus tahu dulu, anak memiliki
fase mengenal makanan serta fase perubahan selera makan, sehingga prang tua
dapat mengambil tindakan berkaitan dengan GTM pada anak.
Pada saat baru lahir, bayi memiliki lambung sebesar kelereng,
dengan lambung tersebut bayi hanya mampu menampung berapa mili makanan dalam
bentuk cairan yakni ASI, seiring pertumbuhannya lambung bayi pun ikut
berkembang dan menampung lebih banyak makanan. Di enam bulan pertamanya, tugas
orang tua adalah memberikan makanan pertama dengan tekstur dan jumlah yang
bertahap. Disinilah tugas orang tua mengenalkan berbagai jenis makanan dan rasa
pada anak. Diusia 9 bulan, mereka sudah mengerti jenis makanan yang memiliki
rasa yang sama, dan dari 9 bulan hingga 14 bulan, anak anak akan memilih
makanan yang mereka sukai saja.
Mengapa GTM ?
Seperti yang sudah saya singgung di paragraf sebelumnya bahwa
anak anak memiliki fase pada perjalanan makannya, masalahnya kadang kita sulit
terlalu mudah menebak nebak dan menyimpulkan sendiri, misalnya anak usia 7
bulan ga mau makan, kita menebak si anak GTM karna rasa makanannya ga enak jadi
orang tua tambahkan garam dan penyedap rasa. Ini salah! Faktanya anak usia 7
bulan melakukan GTM biasanya karena sedang tumbuh gigi sehingga selera makannya
turun, atau mereka merasa takut dengan rasa pada menu baru yang moms sodorkan
pada mereka.
Anak anak juga membutuhkan waktu untuk menyukai makanan, tak
perlu dipaksa untuk harus makan semuanya, yang terjadi nanti adalah anak jadi
trauma makan. Ketahui juga kapan saatnya pemberian menu utama, kapan pemberian
menu pendamping atau snack agar anak tidak malas makan karena sudah kenyang
duluan makan snack. Amati juga penyebab lain dari GTM seperti kelelahan,
sembelit, sariawan, anemia, dan trauma karna dipaksa paksa dan diburu buru
makan.
Meski bukan masalah makan, GTM yang berlarut larut dapat
menjadi fatal bagi kesehatan karna bisa menyebabkan Defisiensi zat besi dan
mikronutien lainnya, gagal tumbuh, problem mulut-gigi dan perkembangan bicara,
over weight dan obesitas, sembelit dan alergi makanan.
Cara Mengatasi GTM
Jika GTM sudah ekstrim, maka tugas orang tua adalah menjadi
lebih peka terhadap apa yang disukai serta tidak disukai anak, mengajaknya
makan sembari bermain, hindari jarak waktu makan yang sering, tawarkan rasa dan
terstur baru secara bertahap, jangan mengancam anak dengan kalau gak mau makan
nanti bla bla bla, makanlah bersama anak dan pancing mereka untuk mencoba
makanannya, puji si kecil yang berhasil makan, sajikan dengan porsi kecil dan
sering, libatkan anak saat membuat makanan tersebut, bentuklah dengan karakter
yang unik dan lucu sehingga mereka tertarik mencoba, batasi waktu makan sekitar
20 hingga 30 menit.
Jika GTM sudah mulai mengganggu aktifitas mereka, segeralah
konsultasi dengan dokter anak untuk menanggulanginya.
0 comments:
Post a Comment