Saya percaya bahwa setiap anak
dilahirkan dengan bibit kecerdasan yang berbeda beda oleh sebab itu harusnya
saat ini sudah tidak ada lagi orang tua yang memojokkan anaknya dengan kata
kata negatif ketika mereka tidak berhasil mencapai nilai tertentu. Banyak yang
lupa bahwa pendidikan adalah mengembangkan potensi agar menjadi manusia yang
seutuhnya bukan sekedar mengejar angka saja.
Hal ini juga dibenarkan oleh psikolog
anak Hanlie Muliani M.Psi yang menjadi nara sumber acara Optimizing Child’s
Learning Ability & Elasticity in Early Childhood di Rise Fx Sudirman, sabtu
lalu. Pada pemaparannya psikolog cantik ini mengatakan bahwa kecerdasan anak
tidak terpatok pada angka saja sebab ada 8 macam tipe kecerdasan yang kita
miliki dan antara satu dan ilannya memiliki tolak ukur yang berbeda. Berhenti mengatakan
anak kita bodoh atau semacamnya karna hal itu hanya akan membuat anak mengalami
trauma yang pada kahirnya malah menghambat kecerdasannya.
Otak kita ini bersifat sangat elastis
dimana kita dapat menyerap berbagai informasi dengan mudah dan cepat dimuai
dari usia emas. Usia ini terhitung sejak anak dalam kandungan hingga berusia 5
tahun dimana jaringan sinaps dalam otaknya sedang berkembang dengan banyak. Sinaps
inilah yang nantinya berfungsi menyambungkan informasi yang kita tangkap
sehingga jumlahnya ketika anak sudah berusia diatas 6 tahun melalui proses
eliminasi sinaps yang tidak berfungsi. Nah untuk memfungsikan sinaps dengan
optimal maka dibutuhkan stimulasi sesuai dengan usia perkembangannya.
Kecerdasan Berbahasa
Stimulasi yang diberikan berkisar
dengan kehidupan sehari hari seperti menstimulasi anak menggenggam untuk
melatihnya menulis atau memegang pinsil. Perpaduan nutrisi dan stimulasi tentu
akan membentuk perkembangan otak yang optimal. Oh ya, penting juga melatih
skill bicara anak terutama dual bahasa berkaitan dengan kondisi kita yang
sedang bersiap menghadapi MEA.
Menstimulasi bahasanya bisa dilakukan
dengan mengajak anak mengobrol, membahas sesuatu bersama sama. Dan wajib
diingat, jangan meletakkan anak di depan televisi sekalipun dengan tujuan
mengajarkannya bahasa seperti menonton film anak berbahasa asing. Ini justru
akan membuat anak bingung bahasa sehingga nantinya berdampak delay speech atau
juga bingung bahasa. Jika ingin mengajarkan bahasa selain bahasa indonesia,
pastikan kita konsisten dan tidak mencampur adukkan kedua bahasa tersebut.
Kita bisa mulai dengan belajar
membaca buku bersama, menghafalkan perabotan rumah sehari hari, dengan begitu
anak bisa terstimulasi dengan lebih baik. Membaca 15 menit sehari terbukti
meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak lho.
0-12 tahun adalah Golden periode
untuk anak belajar bahasa jadi jangan luput untuk menstimulasinya agar nantinya
dia mendapat manfaat yang optimal
Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan ini
berkisar pada kemampuan anak memahami simbol, angka, konsep logis matematika dan
cara menyelesaikan masalah berdasarkan angka angka. Banyak yang salah mengira
bahwa cerdas logika matematika adalah hafal perkalian, pembagian dan rumus
matematika serta mendapat nila yang bagus di matematika. Ternyata kecerdasan
logika matematika tidak hanya itu, tetapi bagaimana anak mampu memecahkan suatu
masalah menggunakan logika matematika dengan baik.
Cara menstimulasi
kecerdasan ini adalah dengan mengajaknya bermain blok, menyelesaikan maslah
matematika sederhana, dan mengajaknya bermain yang berpola metematika seperti
monopoli.
Kecerdasan Visual Spatial
Yakni kecerdasan
yang berhubungan dengan seni, keindahan dan bentuk bentuk yang unik. Biasanya mereka
yang memiliki kecerdasan ini akan berprofesi sebagai pilot, desainer, artist,
pelukis, dan lainnya
Cara menstimulasimnya
adalah dengan bermain puzzle, origami, playdoh atau kerajinan tangan
Kecerdasan Bermusik
Kalo yang
ini pasti sudah paham ya, bahwa kecerdasan bermusik adalah kecerdasan yang
berkaitan dengan musik. Manfaatnya sangatlah banyak diantaranya membuat anak
menghilangkan kepenatan dan kecemasannya, mengembangkan kemampuan berbahasanya,
menjadikannya ceria dan optimis serta membuat otak kanan dan kiri bekerja
seimbang. Cara menstimulasinya
yaitu dengan mengajaknya menyanyi sambil bermain musik.
Kecerdasan Fisik
Kecerdasaan fisik
mengutamakan stimulasi tubuhnya seperti berlarian, bermain serta berolahraga. Manfaat
dari olahraga sangatlah banyak diantaranya mengembangkan daya pikirnya,
mengontrol moodnya, mempertajam daya ingatnya serta melatih otot ototnya. Oh ya,
menurut penelitian anak yang punya hobi memanjat memiliki kecerdasan yang
tinggi loh. Jadi kali anak anak dirumah suka manjat jangan dilarang ya moms,
itu melatih motoriknya untuk bergerak seimbang.
Kecerdasan Natural
Kecerdasan
yang satu ini berkaitan dengan lingkungan, dimana mereka akan mulai care dan
memiliki ability terhadap lingkungan, mulai mengenal tumbuhan dan mahluk
lainnya. Biasanya anak anak yang memiliki kecerdasan ini nantinya akan memilih
profesi Biologist, plant expert, atau petani. Kita bisa menstimulasinya dengan
mengenalkan anak dengan dunia tumbuhan dan hewan, mengajaknya ke kebun
binatang, membiarkannya bermain dengan kebun, mengenalkannya pada tumbuhan
serta hewan
Kecerdasan Intrapersonal
Mereka
yang memiliki kecerdasan ini adalah cikal bakal seorang psikolog, dan konselor
karna mereka yang memiliki kecerdasan ini punya kemampuan untuk melihat segala
hal secara positif serta dapat mengontrol emosinya. Sejak kecil anak sudah
harus diajarkan mengontrol emosinya, sehingga dia terbiasa dengan hal tersebut.
Cara menstimulasi kecerdasan ini dengan mengajak mereka membantu sesama,
mengajarkannya untuk mandiri misalnya dengan memberinya tugas harian dirumah,
menjadi contoh dalam hal mengontrol emosi.
Kecerdaasan Interpersonal
Kecerdasan
ini sering dikatkan dengan banyaknya teman yang dimiliki oleh anak, semakin
banyak temannya semakin baik tingkat kecerdasannya. Anak anak yang memilki
kecerdasan Interpersonal cenderung ceria dan supel serta baik hati sehingga
teman temannya menyukainya. Mereka juga memiliki kecerdasan berbahasa yang baik
sehingga kalimat yang diucapkannya baik dan menyenangkan. Cara menstimulasinya
adalah dengan mengajarinya berteman, sharing dan berbagi makanan atau mainan
dengan teman lainnya.
Untuk mewujudkan semua
kecerdasan tersebut secara seimbang orang tua dituntut menstimulasinya sejak
dini sehingga mereka memiliki pondasi yang kuat. Nah satu stimulasi yang paling
mencakup semuanya adalah dengan membacakan dongen dimana terdapat kecerdasan multiple.
Jangan hanya terpaku pada sekolah ya moms, karna kurikulum sekolah sangatlah
padat sehingga guru hanya mengacu pada kurikulum yang ada dan mengakibatkan ada
ketimpangan antara kecerdasan yang satu dan lainnya.
mrs Imelda |
Mrs Imelda, seorang
Praktisi pendidikan mengatakan bahwa di abad 21 ini anak membutuhkan konsep
pembelajaran modern yang membantunya membentuk karakter yang baik dan itu tidak
cukup hanya dilakukan di sekolah. Terutama untuk pendidikan karakter dan non
akademik yang sering kali dipandang sebelah mata seperti pembentukan
kepercayaan diri, leadership dan keyakinan terhadap kemampuannya. Dilanjutkan mrs
Imelda bahwa salah satu yang harus mulai diajarkan pada anak saat ini adalah
Bahasa asing. Kenapa ?
Karena saat ini indonesia
sudah masuk kedalam Masyarakat Ekonomi Asia dimana segala hal yang berbau asing
bisa masuk dengan mudah dan berkompetisi memperebutkan hal hal yang tadnya
hanya bisa dinikmati oleh anak bangsa seperti pekerjaan, dan sebagainya.
Bagus jika anak anak
sudah memiliki orang tua yang fasih berbahasa asing, kemudian bagaimana dengan
yang tidak ? pilihannya adalah menyekolahkannya di sekolah internasional atau
memberinya les bahasa inggris. Nah disini RISE berharap dapat membantu para
orang tua tidak hanya cakap berbahasa asing tetapi juga mengasah ke 8
kecerdasan yang dimiliki oleh anak anak. Melalui metode pengajaran yang unik
yakni aktif belajar, positive guidance serta scaffolding.
Aktif belajar maksutnya
anak anak akan di bebaskan berekplorasi, bertanya dan belajar tanpa ada batasan
dan guru difungsikan sebagai fasilitas. Guru juga akan menjadi pendamping bagi
mereka dan memberi mereka batasan apa yang boleh dan tidak boleh, ini lah yang
dimaksut positive guidance. Tetapi pembatasan ini bukan berarti permisif,
mereka tetap bisa mengekplorasi diri. Misalnya guru memberi batasan untuk
berolahraga, maka murid tinggal memilih olahraga yang disukainya. Yang ketiga
adalah metode scaffoldng, yakni seperti tangga saat membangun sebuah rumah, Dimana
guru sebagai tangga akan menyokong anak hingga mencapai puncak dan ketika
puncaknya sudah selesai diraih maka guru akan mundur.
Pendiri RISE |
Nah di RISE semua anak
akan dituntun untuk menemukan minat dan bakatnya, tidak hanya sekedar belajar
bahasa inggris sehingga nantinya memudahkan orang tua dalam pengajaran
selanjutnya.
Semua point yang disebutkan mbak diatas itu memang benar tapi kalau menurut saya alangkah baiknya untuk mengikuti apa yang anak inginkan dan kita sebagai orang tua hanya mendekungnya saja.
ReplyDeleteBetul bgt kang Nurul, heh..namanya sama ya. Orang tua sebisa mungkin memfasilitasi bakat atau passion anak. Jadi orangtua tahu bisa "menciptakan"masa depan anak.
DeleteKeren sekali mba infonya !
ReplyDelete